Welcome

Selamat Datang Di Blog FIKIR & ZIKIR: Memberdayakan alat Pikir (Akal) Tuk Meraih Rahmat Allah SWT...Semoga Selamat Dunia Akhirat...Amin Ya Rabb

Selasa, 12 Maret 2013

Sabar: Karakteristik Muslim Sejati



Percaya atau tidak, memang kita tidak dituntut untuk itu, Namun secara logis kehidupan di dunia ini tidak ada kepastian. Kehidupan di dunia ini hanyalah persinggahan yang sifatnya sementara untuk menuju ke kehidupan kekal abadi (akhirat). Konteks ini hanya dapat dianalisis, dipahami dan dimaknai oleh orang-orang yang beriman saja.

Lihat saja beragam peristiwa atau gejolak alam mayapada ini; gempa, tanah longsong, tsunami, banjir, puting beliung dan lain sebagainya. Sementara manusia sebagai makhluk penghuni bumi tentu mengalami sejumlah peristiwa-peristiwa gejolak alam itu.

Lantas, mau diapakan semua peristiwa itu, maju kena mundurpun kena--bak simalakama. Dimana tempat yang aman? Sebagian orang menjawab dalam kubur...! Namun ketika ditelaah lebih jauh, di dalam kubur juga tidak aman? Tambah bingung lagi!. Lho kalau begitu dimana tempat yang aman? Tidak ada tempat yang aman di dunia ini. Meskipun dunia ini tampak luas, tapi tidak mampu memberi rasa aman bagi penghuninya.

Sembari menerawang, konsep aman di dunia ini adalah ketakwaan dan keimanan yang sempurna kepada Allah. Hanya orang-orang yang beriman dan bertakwalah yang mampu merasakan kenyamanan di dunia ini. Orang-orang yang bertakwa dan beriman yang sempurna kepada Allah tidak mementingkan dunia, karena memang dunia ini adalah terkutuk dan bangkai.

Oleh karena itu apapun yang terjadi dalam fana ini disikapi dengan bijak dengan keadaan bagaimanapun yang menimpanya melalui konsep sabar. Sesungguhnya yang dikatakan orang sabar itu adalah orang yang ketika dalam keadaan gembira dan mengalami malapetaka selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah. 

Baginda Rasul SAW bersabda, “Sungguh mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaannya dipandang baik, dan tidak mungkin terjadi yang demikian itu, kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat dia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan jika mendapat kesulitan/kesusahan dia sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya” (HR.Muslim).

Sabar dalam menghadapi segala cobaan, ujian atau musibah yang menimpa kita, keluarga kita, tetangga kita atau orang-orang yang seiman dengan kita. Segala sesuatu itu datang dari Allah, dan semua kembali kepada Allah. Kondisi manusia itu lemah dan tidak berdaya, kecuali dengan pertolongan Allah. 

Karena itu arti sabar secara spesifik lebih kepada sikap bijak dalam menghadapi ujian dan cobaan serta menyerahkan diri dan segala urusan sepenuhnya kepada Sang Maha Pencipta. Jika manusia mampu bersabar dengan keadaan yang bagaimanapun, berarti itulah muslim sejati.

Fenomena di realitas kita, tidak semua orang mampu mengimplementasikan sabar dalam kehidupannya. Akibatnya, banhyak orang yang terjerumus ke lembah hitam dan kemaksiatan. Bagi mereka, konsep sabar dipahami bahwa sabar itu ada batasnya. Padahal sesungguhnya, Allah ingin melihat hamba-hambanya apakah mampu bersabar atau tidak. “Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan dari sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? (QS. Ali Imraan: 142). Silahkan dicerdasi......(FZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar