Ilustrasi-wordpress.com |
Pengertian
Bulan Rajab
BULAN
RAJAB sungguh memiliki keutamaan-keutamaan yang berbeda dengan bulan lainnya. Menurut
arti kata dalam bahasa Arab, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu
- Raa (ر) menunjukkan/kependekan dari “rahmatullah”, yang maknanya “kasih sayang Allah”.
- Jim (ج) menunjukkan/kependekan dari “jurmul ‘abdi”, yang artinya “dosa seorang hamba”.
- Baa (ب) menunjukkan/kependekan dari “birullahi ta’aala”, yang maksudnya “kebaikan Allah ta’aala”.
Jadi,
seakan-akan Allah ta’aala berfirman: “Hai hambaku, sesungguhnya telah Kuimpitkan
dosa-dosamu diantara kebaikanKu dan Kasih sayangKu, maka sudah tidak ada padamu
dosa-dosa sebab kemuliaannya bulan Rajab”.(Majaalisul Anwarii).
Sementara
menurut arti bahasa, Rajab adalah keagungan. Dinamakan bulan Rajab, karena
orang-orang Arab sama mengagungkan bulan tersebut.
Adapun
diantara metode yang diterapkan orang-orang Arab mengagungkan bulan Rajab adalah,
para penjaga Ka’bah membuka pintu Ka’bah sepanjang bulan dibulan Rajab, lalu
mereka berkata; ”Bulan ini adalah bulan Allah, rumah ini adalah rumah Allah dan
hamba adalah hamba Allah, maka tidak dilarang hamba Allah masuk rumah Allah
dalam bulan Allah”. Sedangkan di bulan-bulan lainnya, pintu Ka’bah dibuka pada
setiap hari Senin dan Kamis. (A’rajiyyah).
Dalam
kitab Misykaatul Anwari, dijelaskan bahwa “Bulan Rajab juga dinamakan bulan “Pekak”
(tuli), karena Malaikat Kiraaman Kaatibin mencatat semua kebajikan dan semua
kejahatan disemua bulan, dan dibulan ini (Rajab) Malaikat Kiraaman Kaatibin
hanya mencatat semua kebajikan dan tidak mencatat segala macam kejahatan, sebab
mereka tidak mendengarkan kejahatan dibulan Rajab yang harus dicatat”.
Karena
itu, jika ada pendapat atau asumsi di alam modern ini bahwa bulan Rajab, bulan
yang diharamkan, ketahuilah bahwa yang dimaksud dengan istilah “haram” didalam
bulan Rajab adalah diharamkan kejahatan atau dipekakkan kejahatan bagi Rajab,
dan yang dianjurkan hanyalah kebajikan saja atau yang terdengar oleh Rajab dan
para malaikat hanyalah kebaikan saja, seperti orang-orang yang melaksanakan
puasa, orang yang mengerjakan shalat malam, orang-orang yang membaca salawat dan
orang-orang yang meminta ampunan kepada Allah.
Sementara
orang-orang yang menganggap bid’ah soal melaksanakan puasa atau shalat taubah di bulan Rajab adalah
orang-orang yang tidak mengerti ajaran Islam, terutama masalah Tauhid,
Iman, Fiqih, Ihsan dan Ma’rifat --masih dangkal. Jika pun mereka tahu bukan
karena menuntut ilmu agama di pesantren salafiyah (dayah --istilah di Aceh) akan
tetapi tahunya itu dari artikel internet, buku-buku atau dari mulut ke mulut,
yang tidak ada pangkal ujungnya. Mereka tahu hanya untuk gagah-gagahan saja, sementara makna esensial dan subtansial tidak dipahami secara mendalam, yang pada gilirannya terjebak permainan pikiran.
Dalil-dalil
Keutamaan dan Kemuliaan Bulan Rajab
Firman
Allah ta’aala: “Cepat-cepatlah kamu sekalian memohon ampunan kepada Tuhanmu
dan (meraih) syurga yang lebarnya seluas beberapa langit dan bumi yang
disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS.Ali Imran : 133).
Ayat
ini merupakan salah satu firman Allah yang menjadi rujukan para mufassirin dan ‘ulama
dalam menjelaskan keutamaan dan kemuliaan bulan Rajab. Terkait
ayat tersebut maka timbul penafsiran yang beragam oleh para ‘ulama, terutama kalimat “saari’uu ilaa maghfiratin min rabbikum”.
Menyangkut kalimat tersebut, Ibnu Abas mengatakan bahwa, “cepat-cepatlah kepada Islam”. Dalam riwayat
lain, Ibnu Abas juga menafsirkan kalimat tersebut, “cepat-cepatlah kepada taubah/bertaubat”.
Sedang Muqatil menafsirkannya, “cepat-cepatlah mengerjakan amal shalih”.
(Duratun Nasihin)
Sementara
itu, penjelasan hadist Nabi SAW terkait kemuliaan dan keutamaan bulan Rajab juga banyak. Diantaranya, Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya
Rajab adalah Bulan Allah, Sya’ban bulan saya, dan Ramadhan bulan umat saya”.
(Jami’ish Saghir).
Dalam
hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
didalam syurga itu terdapat sebuah sungai yang namanya Rajab, airnya lebih
putih daripada susu, dan lebih manis dari madu; barang siapa berpuasa satu hari
dari bulan itu (Rajab), maka Allah memberi minum kepadanya dari sungai tersebut”.
(A’rajiyatu).
Dari
Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Semua manusia dalam keadaan lapar
dihari Kiamat, kecuali para nabi, keluarganya dan orang yang berpuasa pada
bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan, maka mereka sungguh kenyang dan tidak ada
rasa lapar dan haus bagi mereka”. (Zubdztull waa’izdiina).
Dalam
riwayat yang lain, Nabi SAW bersabda,”Apabila telah datang hari Kiamat, maka
ada suara yang memanggil: “Dimana para ahli Rajab (yang berpuasa, yang shalat
malam, yang membaca salawat dan yang memperbanyak ibadahnya)? Maka memancarlah
sinar, kemudian diikuti oleh Jibrail dan Mikail As, dan diikuti oleh para ahli
Rajab. Dan mereka semua melewati jembatan shirat (shiratal mustaqim) laksana
halilintar yang menyambar. Kemudian mereka sujud kepada Allah ta’aala untuk
bersyukur karena mereka sudah bisa melewati titi shirat tadi. Maka Allah
berfirman: “Hai para ahli Rajab, angkatlah kepalamu pada hari ini, sebab kamu
sekalian telah bersujud di dunia di bulan RajabKu dan pergilah ketempatmu
masing-masing”. (Raunaqul Majaalis).
Sesungguhnya Baginda Rasul SAW cukup banyak menerangkan dan menjelaskan
keistimewaan, kemuliaan dan keutamaan bulan Rajab. Namun, dengan dikemukakan beberapa kutipan ayat dan hadist diatas, kiranya dapat menambah pengetahuan kita yang selama ini ‘merasa’ ragu-ragu
atas beragam pandangan (pendapat) yang kita dengar dan kita baca di buku-buku
berbahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.....
Trmksh ats ilmunya. Salam ukhuwah shbtku.
BalasHapus