Welcome

Selamat Datang Di Blog FIKIR & ZIKIR: Memberdayakan alat Pikir (Akal) Tuk Meraih Rahmat Allah SWT...Semoga Selamat Dunia Akhirat...Amin Ya Rabb

Rabu, 15 Mei 2013

BULAN RAJAB YANG DIMULIAKAN


Ilustrasi-wordpress.com
Pengertian Bulan Rajab

BULAN RAJAB sungguh memiliki keutamaan-keutamaan yang berbeda dengan bulan lainnya. Menurut arti kata dalam bahasa Arab, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu 
  1. Raa (ر) menunjukkan/kependekan dari “rahmatullah”, yang maknanya “kasih sayang Allah”. 
  2. Jim (ج) menunjukkan/kependekan dari “jurmul ‘abdi”, yang artinya “dosa seorang hamba”. 
  3. Baa (ب) menunjukkan/kependekan dari “birullahi ta’aala”, yang maksudnya “kebaikan Allah ta’aala”.
Jadi, seakan-akan Allah ta’aala berfirman: “Hai hambaku, sesungguhnya telah Kuimpitkan dosa-dosamu diantara kebaikanKu dan Kasih sayangKu, maka sudah tidak ada padamu dosa-dosa sebab kemuliaannya bulan Rajab”.(Majaalisul Anwarii).
Sementara menurut arti bahasa, Rajab adalah keagungan. Dinamakan bulan Rajab, karena orang-orang Arab sama mengagungkan bulan tersebut.  

Adapun diantara metode yang diterapkan orang-orang Arab mengagungkan bulan Rajab adalah, para penjaga Ka’bah membuka pintu Ka’bah sepanjang bulan dibulan Rajab, lalu mereka berkata; ”Bulan ini adalah bulan Allah, rumah ini adalah rumah Allah dan hamba adalah hamba Allah, maka tidak dilarang hamba Allah masuk rumah Allah dalam bulan Allah”. Sedangkan di bulan-bulan lainnya, pintu Ka’bah dibuka pada setiap hari Senin dan Kamis. (A’rajiyyah).

Dalam kitab Misykaatul Anwari, dijelaskan bahwa “Bulan Rajab juga dinamakan bulan “Pekak” (tuli), karena Malaikat Kiraaman Kaatibin mencatat semua kebajikan dan semua kejahatan disemua bulan, dan dibulan ini (Rajab) Malaikat Kiraaman Kaatibin hanya mencatat semua kebajikan dan tidak mencatat segala macam kejahatan, sebab mereka tidak mendengarkan kejahatan dibulan Rajab yang harus dicatat”.

Karena itu, jika ada pendapat atau asumsi di alam modern ini bahwa bulan Rajab, bulan yang diharamkan, ketahuilah bahwa yang dimaksud dengan istilah “haram” didalam bulan Rajab adalah diharamkan kejahatan atau dipekakkan kejahatan bagi Rajab, dan yang dianjurkan hanyalah kebajikan saja atau yang terdengar oleh Rajab dan para malaikat hanyalah kebaikan saja, seperti orang-orang yang melaksanakan puasa, orang yang mengerjakan shalat malam, orang-orang yang membaca salawat dan orang-orang yang meminta ampunan kepada Allah.

Sementara orang-orang yang menganggap bid’ah soal melaksanakan puasa atau shalat taubah di bulan Rajab adalah orang-orang yang tidak mengerti ajaran Islam, terutama masalah Tauhid, Iman, Fiqih, Ihsan dan Ma’rifat --masih dangkal. Jika pun mereka tahu bukan karena menuntut ilmu agama di pesantren salafiyah (dayah --istilah di Aceh) akan tetapi tahunya itu dari artikel internet, buku-buku atau dari mulut ke mulut, yang tidak ada pangkal ujungnya. Mereka tahu hanya untuk gagah-gagahan saja, sementara makna esensial dan subtansial tidak dipahami secara mendalam, yang pada gilirannya terjebak permainan pikiran.

Dalil-dalil Keutamaan dan Kemuliaan Bulan Rajab

Firman Allah ta’aala: “Cepat-cepatlah kamu sekalian memohon ampunan kepada Tuhanmu dan (meraih) syurga yang lebarnya seluas beberapa langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS.Ali Imran : 133).

Ayat ini merupakan salah satu firman Allah yang menjadi rujukan para mufassirin dan ‘ulama dalam menjelaskan keutamaan dan kemuliaan bulan Rajab. Terkait ayat tersebut maka timbul penafsiran yang beragam oleh para ‘ulama, terutama kalimat “saari’uu ilaa maghfiratin min rabbikum”.

Menyangkut kalimat tersebut, Ibnu Abas mengatakan bahwa, “cepat-cepatlah kepada Islam”. Dalam riwayat lain, Ibnu Abas juga menafsirkan kalimat tersebut, “cepat-cepatlah kepada taubah/bertaubat”. Sedang Muqatil menafsirkannya, “cepat-cepatlah mengerjakan amal shalih”. (Duratun Nasihin)

Sementara itu, penjelasan hadist Nabi SAW terkait kemuliaan dan keutamaan bulan Rajab juga banyak. Diantaranya, Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya Rajab adalah Bulan Allah, Sya’ban bulan saya, dan Ramadhan bulan umat saya”. (Jami’ish Saghir).

Dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya didalam syurga itu terdapat sebuah sungai yang namanya Rajab, airnya lebih putih daripada susu, dan lebih manis dari madu; barang siapa berpuasa satu hari dari bulan itu (Rajab), maka Allah memberi minum kepadanya dari sungai tersebut”. (A’rajiyatu).

Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Semua manusia dalam keadaan lapar dihari Kiamat, kecuali para nabi, keluarganya dan orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan, maka mereka sungguh kenyang dan tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka”. (Zubdztull waa’izdiina).

Dalam riwayat yang lain, Nabi SAW bersabda,”Apabila telah datang hari Kiamat, maka ada suara yang memanggil: “Dimana para ahli Rajab (yang berpuasa, yang shalat malam, yang membaca salawat dan yang memperbanyak ibadahnya)? Maka memancarlah sinar, kemudian diikuti oleh Jibrail dan Mikail As, dan diikuti oleh para ahli Rajab. Dan mereka semua melewati jembatan shirat (shiratal mustaqim) laksana halilintar yang menyambar. Kemudian mereka sujud kepada Allah ta’aala untuk bersyukur karena mereka sudah bisa melewati titi shirat tadi. Maka Allah berfirman: “Hai para ahli Rajab, angkatlah kepalamu pada hari ini, sebab kamu sekalian telah bersujud di dunia di bulan RajabKu dan pergilah ketempatmu masing-masing”. (Raunaqul Majaalis).

Sesungguhnya Baginda Rasul SAW cukup banyak menerangkan dan menjelaskan keistimewaan, kemuliaan dan keutamaan bulan Rajab. Namun, dengan dikemukakan beberapa kutipan ayat dan hadist diatas, kiranya dapat menambah pengetahuan kita yang selama ini ‘merasa’ ragu-ragu atas beragam pandangan (pendapat) yang kita dengar dan kita baca di buku-buku berbahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.....

1 komentar: